Like This Blog

Thursday, April 5, 2012

Allah sentiasa bersama kita


Walau apa pun kerja yang kita lakukan yakinlah bahawa Allah sentiasa melihat dan bersama kita. 


Mukadimah

Surah al-Dhuha termasuk dalam surah Makiyyah. Keseluruhan ayatnya berjumlah 11 ayat dan diturunkan selepas surah al-Fajr. 

Hubungan surah ini dengan surah al-Lail, dalam surah al-Lail disebutkan tentang (Dan orang yang paling takwa akan dijauhkan daripadanya). 

Disebabkan pemimpin daripada orang yang paling bertakwa itu adalah Rasulullah SAW, maka Allah SWT menyempurnakan penjelasan tentang perkara ini dengan menyebut pelbagai kenikmatan-Nya yang telah dianugerahkan kepadanya.

Firman Allah SWT: Demi waktu dhuha. 

Ibn Jauzi berkata: Ulama menyebut empat pendapat berkenaan waktu dhuha.

* Terangnya siang hari seperti pendapat Mujahid.
* Awal hari seperti kata Qatadah.
* Awal masa daripada siang hari apabila matahari naik. Inilah pendapat al-Suddi dan Muqatil.
* Siang hari keseluruhannya. Ini pendapat al-Farra’.

Firman Allah SWT: Dan malam apabila ia sunyi-sepi. 

Berkenaan dengan maksud ayat ini ada beberapa pendapat:

* Apabila gelap.
* Apabila sudah pergi. Yang kedua-duanya diriwayatkan daripada Ibn Abbas r.a.
* Apabila datang seperti pendapat Sa’id bin Jubair.
* Apabila tenang seperti pendapat ‘Ata, Ikrimah dan Ibn Zaid.

Firman Allah SWT: (bahawa) Tuhanmu (wahai Muhammad) tidak meninggalkanmu, dan Dia tidak benci (kepadamu, sebagaimana yang dituduh oleh kaum musyrik). 

Syed Qutub berkata: Allah tidak sekali-kali membiar dan membuangmu sebagaimana dikatakan oleh kaum Musyrikin yang mahu menyakiti hatimu dan merungsingkan fikiranmu.

Sebabnya, Dia adalah Tuhanmu dan engkau adalah hamba-Nya yang dihubungkan kepada-Nya dan disandarkan kepada Rububiah-Nya dan Dialah Penjaga, Pelindung dan Penaungmu. 

Limpah kurnia-Nya kepadamu tidak kunjung putus. Balasan-balasan yang disediakan unutkmu di akhirat adalah lebih baik dari limpah kurnia-Nya yang diberikan kepadamu di dunia. 

Firman Allah SWT: Dan sesungguhnya kesudahan keaadaanmu adalah lebih baik bagimu daripada permulaannya. 

Al-Maraghi berkata: Keadaanmu pada permulaan masa hidup barumu sekarang lebih baik daripada masa-masa lalu.

Setiap hari engkau akan bertambah mulia. Setiap hari martabatmu akan semakin tinggi jika dibanding dengan sebelumnya. 

Setiap saat Aku akan memberimu kehormatan demi kehormatan, ketinggian demi ketinggian.

Firman Allah SWT: Dan sesungguhnya Tuhanmu akan memberikanmu (kejayaan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat) sehingga engkau reda berpuas hati. 

Ibn Kathir berkata: Yakni, di alam akhirat kelak, Dia akan memberikan kurnia kepada beliau sehingga dia meredainya untuk memberi syafaat kepada umatnya dan menerima apa yang telah disediakan untuk beliau berupa kemuliaan.

Friday, December 9, 2011

Nyanyian dari ibu :'|

Ibuku malang ibuku tersayang…

Tatap matamu Satu,

 seakan kasih sebening kaca.

Masa-masa duka,

Kau bangkitkan gaya jua

Dalam mengarungI gelombang samudra hidup ini.

Nasib tiada pernah kau ratapi

Kau terima dengan tabah

Kehidupan ini kau anggap bagai menggarap sawah

Dengan keringat sendiri kau tanamkan rasa harga diri.





Nyanyian itu tak akan pernah terlupakan olehku. Nyanyian yang mengingatkan aku akan ibu yang telah melahirkan aku dan membesarkanku hingga aku menjadi seperti ini. Aku sangat bersyukur karena aku mempunyai seorang ibu yang berhati mulia, yang setiap malam selalu mengantar aku tidur sambil menyanyikan lagu itu, menasehati aku, memberikan aku pujian dan membuat aku bangga padanya karena ketabahan hatinya. Meskipun sering kali aku membuatnya kecewa tapi ibu tak pernah sedikitpun membesarkanya. Dia tahu bagaimana yang seharusnya dia lakukan untuk memberiku semangat ketika aku merasa terpuruk, patah hati dan hilang kendali. Ibu adalah teman yang selalu mengisi hariku dan tempat berlabuh dimana semua kekesalan ku terobati. Ibu, aku rindu padamu...kapan kau akan menyanyikan lagu itu lagi? Kapan kau akan menjaga aku ketika aku tengah sekarat, dikala tak mampu untuk menyuap makanan. Kaulah penolongku ibu. Aku rindu semua itu. Biar sedewasa apupun diriku, jika berada di dekapmu aku merasa diriku seperti sepuluh tahun yang lalu. Merengek, manja dan selalu ceroboh.

Akhir-akhir ini, Aku tahu kau merasa  terkekang dengan sikap ayah, merasa dihianati, merasa tak dihargai. Aku tahu kau sangat prustasi. Sering kali dalam keluarga kita terjadi percecokan dan semua kesalahan selalu dilimpahkan padamu. Kau menerimanya dengan lapang meskipun kau tahu sendiri kalau itu bukan kesalahmu. Ayah tak tahu apa-apa tentang kasih sayang yang kau berikan kepada kami. Dia hanya bisa menuntut dan menuntut agar kita menuruti semua kemauannya dan jika tidak, kitalah yang dianggap tak tahu berterima kasih atas nafkahnya. Kau tak pernah menyadarinya ibu, sehabis kau dan ayah bertengkar, aku tak pernah absen mengintipmu yang sedang menangis termangut-mangut dan kau sesekali menyalahkan dirimu sendiri. Ketika aku mulai terhanyut oleh tangisanmu, tanpa aku menyadari air mataku ikut menetes. Setitik, dua titik hingga mataku sembab.

Tak berakhir di situ. Semua orang mengejekmu, menghinamu karena kau dianggap tak berhasil dalam mengurus keluarga, karena kau disebut-sebut sebagai wanita jalang dan materialistis. Padahal mereka tidak tahu apa-apa. Mereka hanya pandai membuat masalah baru tanpa mengintropeksi diri mereka terlebih dahulu. Aku jadi geram mendengar kata-kata mereka. Kalau saja mereka bukan keluarga dekat kita, ingin rasanya aku menghantam dan menjahit mulut mereka agar berhenti membuat gosip yang tak sedap mengenaimu. Bukanya aku tak berani membelamu, hanya saja mereka terlalu tua, dan bukankah ibu pernah menasehatiku, ”kalau ada orang yang berbuat nggak baik terhadap kita, kita harus diamkan karena karma masih berlaku di muka bumi ini Ka.” dan aku sangat, sangat menghargai nasehatmu itu.

Itu bukan sekali, dua kali kau mendapat perlakuan tidak baik dari mereka. Mereka memang nggak punya perasaan Bu, dan yang terakhir kau di fitnah berselingkuh hingga terjadi percecokan yang paling hebat dari yang sebelumnya. Sebegitu tak tahannya dirimu atas ketidakadilan tersebut, kau terpaksa pergi meninggalkan aku dan Deddy. Kau pergi tepat pada saat aku terjaga oleh mimpi meskipun tanpa nyanyian itu. Kau pergi pada tanggal 17 januari 2010, pukul empat ketika fajar belum tampak dari wajah bumi. Kau pergi dengan membawa luka serta kesedihanmu. Padahal tujuh hari sebelumnya, kita baru saja melangsungkan pesta ulang tahunmu yang ke-38.

Aku bingung mencarimu ibu. Aku mencoba untuk menghubungi kerabat dekat, kerabat jauh bahkan temanmu. Bertanya dimana kini kau berada, tapi mereka sama sekali tak mengetahuinya dan balik menanyaiku. Aku menangis ibu, dan kau tak tahu seberapa besar kekawatiranku dan Deddy yang begitu panik mencarimu kemana-mana. Seakan-akan kami berdua baru saja kehilangan jiwa kami, aku merasa tubuhku kosong, nafasku terasa berat. Berhari-hari aku mengingat dan memikirkan keadaanmu. Aku takut kalau sakit yang kau derita kambuh lagi karena kau tak akan mampu melangkah  jika sakit itu kambuh. Aku takut jika aku tak bisa menemuimu lagi dan mendengarkanmu menyanyikan lagu itu untukku.

Ibuu saat itu tak ada lagi sandaran buat aku untuk bercerita. Tak ada lagi orang yang bisa aku percaya. Ayah terlalu sibuk dengan masa dudanya, adik juga, mereka hanya sibuk dengan diri mereka sendiri. Akulah kini yang bertanggung jawab, mengerjakan segala sesuatu di rumah. Ibu, sekarang  aku tak bisa menikmati masa remajaku, itu semua karena tanggung jawabku yang tak bisa aku tinggalkan. Kerap kali aku jadi stres karena aku harus membagi waktuku antara kuliah dengan kerjaan. Aku juga tak pernah dihargai oleh mereka. Aku selalu saja dianggap tak bisa membuat mereka bangga, padahal mereka tahu sendiri bagaimana letihnya aku karena memikul beban ini sendirian.

Ibu andai saja ada dua pilihan, satu-satunya yang kupilih adalah ikut bersamamu, andai saja wanita Bali bebas memilih adat, aku yang pertama kali yang akan ikut adatmu, asalkan aku tetap berada di dekatmu, mendengarkan nyanyianmu, itu sudah membuatku merasa nyaman.

Sekali lagi aku ingin mendengarkan nyangiann itu ibu. Jika kita dipertemukan kembali, aku ingin kau nyanyikan lagu itu lagi untukku seperti sepuluh tahun yang lalu di saat aku masih merengek-rengek dan selalu minta  kau rangkul.

Sunday, December 4, 2011

Cuti-cuti Malaysia (2)

Assalamualaikum dan Selamat Sejahtera semua , 


Okay , haritu aku kata nak upload gambar holiday aku kan ? okay nie diaaaa . Tapi aku malas nak upload banyak2 , so siket2 jaa . Hoho


Okay , tahu tak atas tu sapa ? ya itu mama saya , hoho 

Yow , ini saya . haha , hudoh kan ? Okay takpa redha ja :|
Woooo , tu Hensemnyaa aku ! Adik dan abang aku tu , haha stai jugak :D

Nie adik aku , Arbaina dan auliana :)
Nie sapa ?! okay nie abang aku , haha , stai kan ?

Nie mak aku dengan adik aku , hoho


Sepetnyaa aku , okey tapi comel lah :D


Nie adik aku jugak , pease yow  !

Hihi ;D

Supermannnn !

Mama dan Papaku . hehe :D


Okay . blur pun blur lah

(y)

Sepupu aku dari KL :)

Family <3

.Adik sayaa :P


Pengorbanan Seorang Ibu :(

"Nurse, boleh saya tengok bayi saya?" ibu muda yang baru bersalin itu bersuara antara dengar dan tidak kepada seorang jururawat. Sambil tersenyum jururawat membawakan bayi yang masih merah itu. Si ibu menyambut dengan senyum meleret. Dibuka selimut yang menutup wajah
comel itu, ciumnya berkali-kali sebaik bayi tersebut berada di pangkuan.

Jururawat kemudian mengalihkan pandangannya ke luar tingkap. Tidak sanggup dia bertentang mata dengan si ibu yang terperanjat melihat bayinya dilahirkan tanpa kedua-dua cuping telinga. Namun gamamnya cuma seketika. Dakapan dan ciuman silih berganti sehingga bayi yang sedang lena itu merengek. Doktor bagaimanapun mengesahkan pendengaran bayi itu normal, sesuatu yang cukup mengembirakan si ibu.

Masa terus berlalu...

Pulang dari sekolah suatu tengahari, anak yang tiada cuping telinga itu yang kini telah memasuki alam persekolahan menangis memberitahu bagaimana dia ejek rakan-rakan. "Mereka kata saya cacat," katanya kepada si ibu.

Si ibu menahan sebak. Dipujuknya si anak dengan pelbagai kata semangat. Si anak menerimanya dan dia muncul pelajar cemerlang dengan menyandang pelbagai jawatan di sekolah. Bagaimanapun tanpa cuping telinga, si anak
tetap merasa rendah diri walaupun si ibu terus memujuk Ayah kanak-kanak itu bertemu doktor. "Saya yakin dapat melakukannya jika ada penderma," kata pakar bedah. Bermulalah suatu pencarian bagi mencari penderma yang
sanggup berkorban.

Setahun berlalu...

"Anakku, kita akan menemui doktor hujung minggu ini. Ibu dan ayah telah mendapatkan seorang penderma, tapi dia mahu dirinya dirahsiakan," kata si ayah. Pembedahan berjalan lancar dan akhirnya si anak muncul sebagai
manusia baru, kacak serta bijak. Pelajarannya tambah cemerlang dan rasa rendah diri yang kerap dialaminya hilang.

Rakan-rakan memuji kecantikan parasnya. Si anak cukup seronok, bagaimanapun dia tidak mengabaikan pelajaran. Pada usianya lewat 20-an, si anak menjawat jawatan tinggi dalam bidang diplomatik.

"Sebelum saya berangkat keluar negara, saya ingin tahu siapakah penderma telinga ini, saya ingin membalas jasanya," kata si anak berkali-kali."Tak mungkin," balas si ayah. "Perjanjian antara ayah dengan penderma itu masih berjalan. Tunggulah, masanya akan tiba."
"Bila?" tanya si anak.

"Akan tiba masanya anakku," balas si ayah sambil ibunya
mengangguk-angguk. Keadaan terus kekal menjadi rahsia bertahun-tahun lamanya.

Hari yang ditunggu tiba akhirnya. Ketika si anak berdiri di sisi
keranda ibunya, perlahan-lahan si ayah menyelak rambut ibunya yang kaku.

Gelap seketika pandangan si anak apabila melihat kedua-dua cuping telinga ibunya tiada.

"Ibumu tidak pernah memotong pendek rambutnya," si ayah berbisik ke telinga anaknya. "Tetapi tiada siapa pernah mengatakan ibumu cacat, dia tetap cantik, pada ayah dia satu-satunya wanita paling cantik yang pernah ayah temui. Tak percaya... tanyalah pada sesiapa pun kenalannya."

Ps : Kecantikan seseorang bukan terletak pada fizikal tetapi di hati. Cinta sejati bukan pada apa yang dilakukan dan dihebah-hebahkan tetapi pengorbanan tanpa diketahui.

Selagi ibu kita ada didunia ini, ciumlah dia, cium tangannya, sentiasa minta ampun darinya, berikan senyuman kepadanya, bukannya dengan bermasam muka, kasih ibu tiada tandingannya, ingatlah SYURGA DI BAWAH
TELAPAK KAKI IBU, penyesalan di kemudian hari tidak berguna, selagi hayatnya ada, curahkanlah sepenuh kasih sayang kepadanya, 'love u mom'.

Saturday, December 3, 2011

Rahsia disebalik bulan kelahiran islam :D


MuharramBersifat pendiam, sihat fikirannya. Mungkin akan
menjadi bodoh jika tidak mendapat didikan yang
sempurna, walaupun begitu, jika dididik dengan baik,
dia boleh menjadi cerdik kerana bakat fikiran yang
pintar cerdas ada padanya. Dia mempunyai keinginan
yang baik dan selalu berada dalam selamat.
SafarTabiatnya buruk. Dia tidak suka mengakui kesalahannya.
lbubapanya perlu mendidiknya bagi menghilangkan tabiat
buruk itu, jika tidak, kehidupannya akan menjadi susah
di kemudian hari. Walaupun begitu, sekiranya dia
melakukan sesuatu untuk kepentingan dirinya, selalunya
ianya akanmendatangkan hasil.
Rabiul AwalPerwatakannya baik. Mungkin dia akan mendapat pangkat
besar, menjadi orang berpengaruh atau kaya tanpa
diduga. Dalam pekerjaan ramai yang suka. Sifat negatif
dirinya termasuklah kurang sabar, hatinya keras dan
mudah marah.
Rabiul Akhir
Perwatakannya jahat. Hatinya tidak tetap. Fikiran dan
kemahuannya lemah, buruk nafsunya, kasar wataknya,
mudah mengangkat tangannya. Kehidupannya menjadi sukar
kerana tabiat buruknya itu. Ibubapa menempuh kesukaran
dalam mendidiknya.

Jamadil AwalDia mempunyai tingkat keyakinan yang tinggi. Dia
berani dan nekad, kadangkala melakukan sesuatu yang
bodoh atau bahaya. Walaupun begitu, keberanian dan
tekadnya itu akan menunjukkan hasil usahanya, yang
menemui kegagalan juga.
Jamadil AkhirWataknya berani, dia hormatkan orang lain. Berbagai
kepandaian ada padanya. Apabila dia tahu bahawa dia
salah atau keliru maka dia mudah mengakuinya, tapi
bila dia tahu dia benar, pendiriannnya keras dan tidak
mahu mengalah. Semasa kecilnya, ibubapanya perlu
mendidiknya dengan baik agar terserlah sifat-sifatnya
yang baik itu, kerana jika betul didikannya, masa
dewasa ia akan menyenangkan kedua orang tuanya.
RejabSemasa kecilnya dia degil dan nakal. lbu bapanya patut
mendidiknya dengan baik agar dia dapat menerapkan
nilai-nilai yang baik. Ketika sudah dewasa, dia suka
bersikap merendah diri dan bersikap tidak tahu menahu.
Ini agak berlainan dari sikapnya semasa kecil. Walau
bagaimanapun hidupnya selamat dan sentosa.
Sya’abanPerwatakannya baik. Hidupnya selamat dan rezekinya
tidak putus-putus. Sewaktu kecilnya dia mudah mengalah
semasa bermain dengan kawan-kawan. Kelakuannya baik,
berbudi bahasa hingga semua orang sayang padanya. Masa
dewasanya dia akan berjaya dalam segala kerjayanya dan
mudah mendapat rezeki.
RamadhanDia baik, pendiam, suka merendah diri. Dia tidak
angkuh kepada teman yang dikenalinya. Dia tidak suka
menonjolkan diriya. Kehidupannya selalu selamat.
SyawalPerwatakannya keras. Hatinya keras. Dia tidak suka
dikalahkan oleh orang lain. Hal ini membahayakan
hidupnya, oleh itu ibu bapanya perlulah mendidiknya
dengan betul bagi menghilangkan tabiat buruknya itu.
Jika tidak kehidupannya menjadi susah kerana perangai
keras hatinya, dan dia selalu bergaduh terutamanya
dalam hal mencari rezeki.
Zulkaedah
Perwatakannya pendiam. Banyak perkara baik pada
dirinya berubah menjadi buruk. Dia banyak berfikir,
kerana sifat ini, satu hari nanti dia akan mendapat
hasil yang baik dalam kehidupannya. Tetapi oleh kerana
banyak berfikir, perbuatannya kadang kala menjadi
keliru. Dia seharusnya bertindak tanpa terlalu banyak
berfikir untuk mendapat hasil yang yang memuaskan.
ZulhijjahJika dia jahat dia terlalu jahat, jika baik terlalu
baik pula. Dia sering mendapat padah dari perbuatannya
sendiri. Dia sukar mengawal perasaannya, kadangkala
terlalu berlebih-lebihan atau sebaliknya. 0leh kerana
dia tidak dapat memberikan garis pemisah, dia sukar
mempertimbangkan baik buruk perbuatannya. Dia
seringkali menyesal kerana kurang hati-hati dan kurang
pertimbangan.

Friday, October 21, 2011

Cerita lawak 2 :)

Di suatu malam yang dingin, di dalam sebuah bilik yang sederhana besar, diatas katil..... sepasang suami isteri yang telah lanjut usia baru masuk tidur.Suaminya telah mula mengantuk tapi isterinya terbangkit perasaan ghairah malam itu....

Si isteri bersuara, "Dulu-dulu tu..... abang selalu pegang tangan saya bila kita nak tido." Suaminya dengan separuh sedar, menggenggam tangan isterinya, lepas tu mula mengantuk
semula.

Beberapa ketika lepas tu, si isteri bersuara lagi, "Kemudian tu.... abang selalu cium saya." Si suami dengan rasa terganggu, mengangkat kepalanya dan menyentuh bibirnya ke pipi si isteri.
Lepas tu sambung tido balik.

Selepas beberapa saat, si isteri bersuara lagi, "Kemudian tu.... abang selalu gigit-gigit leher saya.......". Dengan perasaan marah dan geram, si suami melontar selimutnya dan bangun dari katil tu.

Si isteri bertanya, "Abang nak gi mana tu?" Dengan marah suaminya menjawab,
"Nak gi amik gigi palsu aku lah!!!"

Cerita lawak :)

Udin baru berusia 14 tahun. Dia tahu yang minggu depan kakaknya yang sulung akan berkahwin.

"Kakak... kenapa akak mesti kahwin?" Tanya Udin petah.

"Nanti Udin dah besar, Udin tau sendiri la... ",jawab Kakak Udin.

Nyata Udin tidak berpuas hati dengan jawapan tersebut.
Esoknya seperti biasa, Udin akan bertandang ke rumah Harun dan Karim apabila balik dari kelas mengaji Quran. Harun dan Karim merupakan sahabat baik dan mereka menyewa sebuah rumah berhampiran dengan rumah keluarga Udin. Mungkin kerana sama-sama masih teruna, Udin selesa duduk melepak di rumah Harun dan Karim walaupun umur mereka jauh berbeza.

Semasa Udin sampai ke rumah bujang tersebut, Harun dan Karim sedang asyik menonton cerita kegilaan mereka, CSI-Vegas.

"Harun, kau tolong garu belakang aku! Aduh, gatalnya!" Pinta Karim.
"Ah, tak kuasa aku! Tulah! Aku suruh kahwin kau tak nak. Kalau tak, boleh gak bini kau tolong garu belakang." Balas Harun pula.

Udin tiba-tiba berasa amat gembira. Kini dia sudah dapat jawapannya.

"Kakak! Saya dah tahu sebab apa kakak kahwin!". Kata Udin dengan girang.

"Sebab apa?" Tanya Kakak Udin.

"Sebab gatal belakang!" Jawab Udin yakin.

Bapa mereka yang terdengar perbualan Udin dengan kakaknya itu menyampuk,

"Salah nak... sebenarnya gatal depan........" 

Recommend

Gruppled - Help Select